praktekyang berjudul "Proses Pengujian Bahan Baku Penunjang Pada Produk Air Minum Dalam Kemasan Botol PT Indotirta Jaya Abadi". Kerja praktek merupakan salah satu cara untuk mengaplikasikan berbagai teori yang telah diperoleh selama kuliah secara nyata di lapangan dan juga sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknologi Pangan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ketika datang ke industri makanan dan minuman, penting untuk memiliki sistem yang efektif untuk menandai dan mengkode produk dengan benar. Coding dan marking adalah praktik penting yang memungkinkan produsen makanan dan minuman untuk melacak produk mereka, memastikan keamanan konsumen, dan memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi praktik terbaik untuk coding dan marking pada produk makanan dan minuman, serta pentingnya mengoptimalkan proses ini untuk mencapai hasil yang terbaik. Mari kita mulai!1. Mengapa Coding dan Marking Penting? Keamanan KonsumenCoding dan marking memainkan peran penting dalam menjaga keamanan konsumen. Dengan adanya sistem yang efektif, produsen dapat melacak produk dari tahap produksi hingga penjualan, memungkinkan mereka untuk mengambil tindakan cepat jika terjadi masalah seperti recall produk atau potensi kontaminasi. Dalam industri makanan dan minuman, di mana kualitas dan keamanan sangat penting, coding dan marking menjadi kunci untuk menjaga reputasi merek dan kepercayaan Kepatuhan Regulasi Produk makanan dan minuman harus mematuhi berbagai peraturan dan persyaratan yang ditetapkan oleh otoritas regulasi. Dalam hal ini, coding dan marking diperlukan untuk memenuhi persyaratan pelabelan produk, termasuk informasi nutrisi, tanggal kedaluwarsa, dan kode produksi. Dengan menerapkan praktik terbaik dalam coding dan marking, produsen dapat memastikan bahwa mereka mematuhi semua peraturan yang berlaku dan menghindari sanksi hukum yang dapat merugikan bisnis Praktik Terbaik untuk Coding dan Pilih Metode yang Sesuai Ada beberapa metode coding dan marking yang tersedia, termasuk cetak tinta, tinta laser, dan tinta tahan panas. Pilih metode yang sesuai dengan jenis produk makanan atau minuman yang Anda produksi. Misalnya, produk yang memiliki permukaan licin atau berkilau mungkin memerlukan tinta tahan panas untuk mencapai kualitas cetakan yang Gunakan Tinta Berkualitas TinggiTinta yang digunakan dalam coding dan marking harus berkualitas tinggi dan tahan terhadap kondisi lingkungan yang mungkin terjadi selama transportasi atau penyimpanan. Pastikan untuk memilih tinta yang aman untuk digunakan dalam kontak dengan makanan dan minuman, serta tinta yang tahan air agar tidak luntur atau pudar seiring Tetapkan Kode yang Jelas dan Mudah DibacaKode yang ditandai pada produk harus jelas dan mudah dibaca oleh pihak yang berwenang, termasuk petugas kualitas, pedagang, dan konsumen. Pastikan untuk menggunakan huruf dan angka yang cukup besar dan jelas agar informasi dapat dibaca dengan mudah tanpa harus menggunakan peralatan khusus. Pilihlah gaya tulisan yang sesuai dengan ukuran dan bentuk kemasan produk Anda, sehingga kode dapat terlihat dengan Perhatikan Waktu dan Lokasi PencetakanPastikan waktu pencetakan kode pada produk makanan dan minuman Anda tepat dan konsisten. Tanggal kedaluwarsa dan informasi penting lainnya harus dicetak dengan akurat dan tidak terjadi kesalahan. Selain itu, pastikan lokasi pencetakan kode juga konsisten pada setiap produk. Hal ini memudahkan dalam pelacakan dan identifikasi produk jika terjadi masalah di masa Lakukan Verifikasi dan Pengujian Rutin Selalu lakukan verifikasi dan pengujian rutin terhadap sistem coding dan marking yang Anda gunakan. Pastikan bahwa kode yang dicetak sesuai dengan yang diharapkan, tinta tidak luntur atau pudar, dan peralatan pencetakan berfungsi dengan baik. Dengan melakukan pengujian berkala, Anda dapat menghindari kesalahan dan memastikan kualitas kode yang tercetak pada setiap Pertanyaan Umum1. Apakah coding dan marking hanya penting untuk produsen besar?Tidak, coding dan marking penting untuk semua produsen makanan dan minuman, baik besar maupun kecil. Hal ini membantu dalam melacak produk, menjaga keamanan konsumen, dan memenuhi persyaratan regulasi yang Apakah ada peraturan khusus yang mengatur coding dan marking pada produk makanan dan minuman?Ya, ada peraturan yang mengatur coding dan marking pada produk makanan dan minuman. Misalnya, beberapa negara mewajibkan mencantumkan informasi tanggal kedaluwarsa, kode produksi, dan label nutrisi pada kemasan Apakah ada risiko jika tidak melakukan coding dan marking dengan benar? 1 2 Lihat Entrepreneur Selengkapnya
LembagaPengujian Produk Makanan BPOM. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah sebuah lembaga pemerintahan yang dikelola oleh Menteri Kesahatan. BPOM dapat diakses melalui layanan pengaduan konsumen yang nantinya akan menindak lanjuti obat dan makanan yang dikonsumsi masyarakat. Pengujian dilakukan dengan proses yang ketat. Mulai dari
Pengujian sampel, petugas laboratorium, adalah ibarat jantung dalam tubuh atau dapur dalam suatu rumah. Oleh karenanya, peranan pengujian ini dalam dalam mendukung pengawasan obat dan makanan di Indonesia adalah vital, tidak dapat dianggap sebelah zaman dan teknologi ternyata telah memberikan dampak positif terhadap perkembangan produksi obat dan makanan yang sangat pesat di dunia. Oleh sebab itu, peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia SDM menjadi tantangan nomor wahid. Ditemukan dan diproduksinya berbagai macam bahan tambahan pangan baik sintesis maupun alami, berbagai teknik sterilisasi makanan, aplikasi bioteknologi seperti teknologi modifikasi organisme berbasis molekular, dan lain sebagainya menyebabkan pentingnya seorang penguji laboratorium untuk meningkatkan kompetensinya terkait produk-produk dalam ruang lingkup pengujian mereka. Hal ini penting untuk dapat mengetahui potensi ketidakamanan suatu produk yang dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang termasuk proses produksinya, yang kemudian akan menentukan arah pengembangan metode pengujian yang diperlukan untuk mendeteksi tingkat ketidakamanan tersebut dan/atau potensi pemalsuan suatu produk. Tentu saja pengembangan metode pengujian tersebut harus jalan beriringan dengan standar keamanan yang dipersyaratkan untuk suatu produk. “Melompat” atau Jalan di TempatPenguji laboratorium harus berupaya “melompat” untuk mengejar ketinggalan atau update dengan perkembangan terkini di negara-negara maju. Jika pada metode tertentu tidak tersedia metode Internasional dan nasional yang sesuai, maka penguji harus mencari atau memodifikasi metode yang cocok untuk dikembangkan di laboratorium. Untuk produk tertentu, harmonisasi metode sangat diperlukan untuk mencegah perbedaan hasil antar laboratorium. Berbagai perkembangan teknologi diyakini mampu mengatasi permasalahan pangan dan kesehatan di dunia. Berdasarkan Prianto et al. 2017, ketidakseimbangan jumlah penduduk di dunia dan ketersediaan pangan memicu dikembangkannya Genetically Modified Organism GMO. Herawati 2016 dalam tulisannya menyebutkan bahwa semakin bervariasinya penyakit pada masyarakat modern, memunculkan pengembangan produk biofarmasi berupa rekombinan protein terapetik, antibodi dan hormon menggunakan sel-sel hidup dengan memanfaatkan teknologi DNA rekombinan. Sejalan dengan perkembangan produk biofarmasi, penelitian terhadap aplikasi stem cell untuk berbagai terapi pengobatan penyakit, salah satunya seperti yang dilaporkan Zakrzewski et al. 2019, atau teknik pengeditan genom berbasis molekuler yang ditemukan hampir sepuluh tahun lalu digadang-gadang sangat berpotensi untuk diterapkan dalam bidang pertanian produksi GMO, farmasi dan pengobatan seperti pada pengobatan cancer, infeksi virus hingga mengatasi masalah mikroorganisme yang resisten terhadap antibiotik, seperti yang dilaporkan oleh Li et al. 2020 dan Gholizadeh et al. 2020. Teknik pengeditan genom bahkan diklaim mampu diaplikasikan untuk memodifikasi calon bayi yang ingin dilahirkan seperti ingin bermata birukah, ingin berhidung mancungkah atau menghilangkan berbagai penyakit keturunan yang tentu saja telah memunculkan banyak kontra karena melanggar etika dan hak asasi calon bayi tersebut, walau tidak sedikit pula yang mendukung. Penelitian aplikasi bioteknologi tersebut sudah banyak sekali dilakukan, beberapa juga sudah beredar dan selebihnya mungkin hanya menunggu waktu yang tepat untuk meluncur kehadapan publik. Beberapa contoh tersebut memang berbau klinis, namun siapapun yang akan mengawasi keamanannya haruslah mulai bersiap-siap. Peningkatan Kapasitas LaboratoriumSetelah dikuasainya ilmu, peningkatan kapasitas laboratorium seperti pemenuhan kebutuhan alat, pereaksi dan baku pembanding menjadi tantangan selanjutnya. Penentuan spesifikasi alat akan bergantung pada pengetahuan yang dimiliki oleh user, dalam hal ini penguji. Namun, beberapa masalah klasik seperti tersedia atau tidaknya anggaran dan proses pengadaan barang atau jasa sedikit banyak juga akan mempengaruhi. Perencanaan yang baik merupakan kunci mengatasi kedua masalah klasik alat, pereaksi dan baku pembanding untuk mengakomodir pengujian semua jenis produk yang beredar akan berimbas pada membengkaknya anggaran negara yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kapasitas laboratorium harus ditingkatkan se-efektif dan se-efisien mungkin tanpa harus mengurangi kualitas dan kuantitas pengawasan obat dan makanan di Indonesia. Untuk Instansi pemerintah yang memiliki banyak cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, regionalisasi laboratorium mungkin menjadi pilihan yang paling tepat seperti yang akan dilaksanakan oleh BPOM. Balai Besar atau Balai POM dan Loka akan dikelompokkan dalam beberapa grup yang masing-masing kelompok akan bertanggung jawab atas beberapa ruang lingkup pengujian tertentu atau berbeda, sehingga mereka tidak harus membeli alat atau menguji produk yang sama dan dapat saling melengkapi satu sama lain. Indonesia dengan bentuk negara kepulauannya akan menjadi tantangan tersendiri. Metode sampling dan pengiriman sampel yang tepat serta sistem pelaporan yang mumpuni tentu harus disiapkan. Secara umum, semua masalah tersebut mungkin terjadi pada seluruh laboratorium pengujian yang ada di Indonesia, yang membedakannya mungkin hanya ruang lingkup pengujiaannya saja. Oleh sebab itu, meningkatkan kualitas jejaring yang sudah ada dengan laboratorium pengujian obat dan makanan lainnya, dan stakeholder terkait sangat penting untuk mempercepat pemerataan kapasitas laboratorium. Salah satu hal positif yang dapat diperoleh selama pandemi Covid-19 seperti ini yaitu terbukanya kesempatan bagi para penguji untuk dapat meningkatkan kompetensinya. Harus menjaga jarak fisik membuat menjamurnya webinar di seluruh dunia. Jika sebelum pandemi, kesempatan pelatihan hanya menjadi milik satu atau dua orang saja untuk setiap materi dan mungkin hanya beberapa materi yang dapat diakomodir dalam setahun karena mahalnya biaya pelatihan, maka dengan banyaknya webinar gratis telah membuka kesempatan seluas-luasnya bagi setiap orang untuk dapat belajar tanpa batas, minimal menguasai teori dan prinsip keilmuan. Materi webinar yang adapun juga sudah sangat bervariasi. Oleh karena itu, kesempatan ini sebaiknya dimanfaatkan sebaik-baiknya di sela-sela kesibukan yang ada. Marilah bersiap untuk kemajuan pesat ilmu teknologi dan sambutlah dengan gembira hal-hal positif yang dapat mengatasi permasalahan kesehatan di dunia walaupun harus menuntut kita untuk terus belajar dan aktif dalam meng¬-update perkembangan teknologi terkini demi kesehatan masyarakat Indonesia.
| Խζըቀиዙ ошችсла | Θςո ωቯխхоγαጻя ከዴецዟծθሓо |
|---|
| ኃжеጌ βէծ υդоքуктօ | Իժоጤукሄврο брαщեшоኖጱ ռэዜየзዜшቼ |
| Оւаንը էкωгαզωдማл | Жаዦεцιզωκ йокիኹоս цሽрихрохե |
| ሔсоδ з ዓτիህ | Уд ошաቷе |
| Коսθкря ուкл | Ищиሂаծ ιዴισаξ |
| Юκεзвኀчυск оպօцэձеጬ | И иբиζθж иռ |
Secarasederhana, penentuan kadar air didapatkan dari selisih berat produk setelah dilakukan pengeringan. Terdapat 3 jenis uji kadar air yang bisa dilakukan: 1. Untuk contoh cairan/metode Xylol 2. Untuk contoh padatan/metode oven 3. Metode Karl Fischer pH (derajat asam) Cairan/Padatan Aktifitas Air (Actified Water/AW) Asam Sianida/HCN (kuantitatif)
Sebagai upaya dalam memastikan keamanan suatu produk pangan, terdapat serangkaian pengujian untuk memastikan mutu produk sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dalam menjamin keamanan suatu produk pangan ini, peran laboratorium pangan menjadi sangat penting. Laboratorium melakukan pengujian berdasarkan regulasi atau standar yang ada, baik standar nasional maupun internasional. Hasil uji laboratorium digunakan oleh pihak yang memerlukan hasil uji dari pihak ketiga yang terpercaya, yang bebas dari konflik kepentingan. Sesuai Peraturan Pemerintah PP No. 28/2004 Pasal 45, BPOM berwenang melakukan pengawasan keamanan, mutu, dan gizi pangan dengan melakukan pengujian contoh pangan yang beredar. Pengujian sampel ini dilakukan di laboratorium BPOM yang telah terakreditasi dan dengan metode analisa yang telah tervalidasi. Hasil pengujian sampel rutin menjadi salah satu parameter status keamanan dan mutu pangan yang beredar di wilayah Indonesia. Lebih lengkapnya silakan baca di Foodreview Indonesia edisi Maret 2019 Savor the Flavor. Pembelian & Berlangganan hubungi kami langganan / 0251 8372 333 / WA 0811 1190 039
Pengujianstabilitas ini harus dilakukan setiap produsen untuk menetapkan tanggal kadaluarsa produknya. Produsen tidak bisa menggunakan tanggal kadaluarsa makanan yang ditetapkan oleh pesaing (competitor). Bahan mentah, teknologi, dan proses yang digunakan oleh pesaing dapat dan kemungkinan besar akan sangat berbeda dari milik produsen. Referensi:
Berbicara mengenai bisnis, semua bisnis yang akan dijalankan akan berhubungan dengan pelanggan yang mana Anda juga akan menggunakan strategi promosi untuk meningkatkan penjualan. Sesuai dengan survei, bahwa rentang perhatian standar seseorang adalah sekitar 8 detik. Hal ini menandakan bahwa perusahaan hanya memiliki waktu 8 detik untuk menarik perhatian pelanggan, hingga memberikan kesan yang menarik. Nah, adapun hal yang perlu dilakukan oleh pemilik bisnis yaitu dengan pengujian produk. Pengujian produk atau test marketing adalah peluang bagi bisnis untuk menguji coba produk mereka sebelum peluncuran atau dijual. Nah, pada artikel ini kami akan menjelaskan apa itu pengujian produk, menguraikan pentingnya, menjelaskan jenis umum pengujian produk, dan cara untuk membantu Anda melakukan pengujian yang efektif selama tahap pengembangan. Apa itu Pengujian Produk Tester Produk ? Pengujian produk atau test marketing adalah strategi yang digunakan oleh para bisnis untuk mengevaluasi kelayakan produk baru dalam lingkungan yang terkendali. Nah, adanya strategi ini bisnis Anda dapat meningkatkan produk dengan belajar, beradaptasi, dan menyempurnakan sebelum meluncurkannya dalam skala yang lebih besar. Selain itu, tujuan pengujian produk atau test marketing ini juga untuk menentukan kebutuhan konsumen atau memenuhi permintaan. Proses pengujian produk ini membantu bisnis dalam mengidentifikasi kualitas, dan kinerja produk secara positif dan negatif melalui feedback konsumen, serta menyusun strategi pemasaran yang sesuai. Sebagai contoh, banyak tempat perusahaan yang menawarkan testing untuk produk bisnisnya di berbagai industri. Tujuan mereka adalah mengumpulkan umpan balik pelanggan dan menggunakan data untuk menganalisis bagaimana produk akan diterima di pasar. Pasar uji, di bidang bisnis dan pemasaran, adalah wilayah geografis atau kelompok demografis yang digunakan untuk mengukur kelayakan suatu produk atau layanan di pasar sebelum diluncurkan dalam skala luas. Kriteria yang digunakan untuk menilai penerimaan pasar uji meliputi Populasi yang secara demografis harus sesuai dengan target pasar yang diusulkan. Dan isolasi relatif dari pasar media yang berpenduduk padat sehingga iklan kepada audiens uji dapat efisien dan ekonomis. Mengapa Pengujian Produk Tester Produk Penting ? Pengujian produk merupakan bagian integral dari proses pengembangan produk dan peluncuran produk, yang memastikan bahwa produk tersebut memenuhi standar keamanan dan kualitas yang ketat sebelum digunakan di pasar. Nah, ketika sudah luncur produk baru, pasti sudah merasakan kualitas dan keamanan yang sesuai dengan pelanggan. Selain itu juga, pasti masyarakat juga belum mengenalinya, apalagi melihat, atau menggunakan produk Anda, ya kan? Sehingga dengan adanya pengujian produk atau tester, masyarakat bisa menggunakan dan merasakannya secara langsung. Hal ini membuat konsumen akan mengenali lebih mengenai produk terbaru Anda. Menguji produk ini dilakukan secara menyeluruh untuk masalah potensial seperti fungsionalitas, kompatibilitas, daya tahan, kegunaan, dan kinerja. Dengan begitu, hasil pengujian yang dilakukan perusahaan dapat memastikan setiap item yang dirilis telah memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. Selain itu, memungkinkan perusahaan untuk menerima umpan balik yang berharga dari konsumen untuk meningkatkan produk atau layanan sebelum diluncurkan. Selanjutnya, dalam pengujian produk baru bertujuan untuk meningkatkan loyalitas dan kepercayaan pelanggan dengan menyediakan dokumentasi proses jaminan kualitas. Tak hanya itu, penguji produk ini bisa memberikan wawasan yang tak ternilai mengenai kebutuhan dan preferensi konsumen selama fase penelitian dan pengembangan. Nah, dengan adanya feedback yang diberikan pelanggan dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan dari produk yang Anda buat, hingga membuat terobosan baru. Hal ini bisa menghasilkan ide inovatif yang lebih baik dan sangat bermanfaat bagi pengalaman konsumen, baik bagi pengguna produk yang ada maupun pengguna produk yang bersangkutan di masa mendatang. Dengan demikian, memiliki serangkaian kemampuan pengujian yang komprehensif tidak hanya membantu memvalidasi model pra-produksi. Penguji juga membantu menemukan peluang baru untuk kesuksesan pemasaran lebih lanjut, serta meningkatkan penjualan. Apa Saja Jenis Tester Untuk Produk ? Pengujian produk adalah langkah penting bagi bisnis apa pun untuk memastikan bahwa produk mereka memenuhi standar kualitas, persyaratan, dan kepuasan pelanggan. Ada berbagai jenis atau kategori penguji yang berspesialisasi dalam berbagai aspek pengujian produk, masing-masing memberikan layanan yang berharga bagi perusahaan dalam prosesnya. Menurut sumber, ada 6 jenis pengujian produk yang umum untuk membantu bisnis Anda 1. Pengujian Konsep Selama pengujian konsep produk, tim produk mengeksplorasi kelayakan ide atau konsep produk dan mengevaluasi bagaimana kinerjanya di pasar, karena pengujian ini bergantung pada jenis produk yang dibuat. Pengujian konsep seringkali melibatkan presentasi, survei pelanggan, atau gambar rangka, yang merupakan kerangka kerja untuk produk digital, seperti situs web. Jenis pengujian konsep ini dapat membantu tim menentukan apakah bisa maju ke tahap pengembangan produk berikutnya dengan mengevaluasi tanggapan pelanggan terhadap gagasan tersebut. Selain itu, pengujian ini juga bisa memperkaya konsep, artinya Anda dapat memberikan kejelasan tentang fitur atau fungsionalitas yang diinginkan pelanggan dari produk tersebut. 2. Pengujian QA Pengujian jaminan kualitas QA sering terjadi di lingkungan bertahap, di mana tim dapat menguji fitur atau fungsionalitas suatu produk sebelum merilisnya ke publik. Nah, biasanya tim pengujian mengevaluasi produk menggunakan skenario berbeda untuk meniru pengalaman pelanggan. Mereka juga dapat menggunakan pengujian QA untuk menguji pembaruan produk atau mengembangkan fitur baru sebelum merilis perubahan secara publik. Jenis pengujian produk ini memastikan produk yang dihasilkan berfungsi seperti yang diharapkan dan membantu tim mengidentifikasi masalah sebelum meluncurkan produk. 3. Pengujian A/B Dengan jenis pengujian produk ini, tim membuat dua versi komponen produk dan menanyakan versi mana yang di sukai pelanggan. Perbedaan dapat bervariasi, mulai dari perubahan kecil seperti skema warna untuk situs web, hingga perubahan signifikan seperti variasi nama produk. Seringkali, tim menggunakan pengujian A/B untuk membuat pilihan desain berdasarkan preferensi pelanggan. Hal ini juga dapat membantu tim mempelajari lebih lanjut tentang kebutuhan dan preferensi pelanggan sehingga mereka dapat membuat produk untuk memenuhi harapan tersebut. 4. Pengujian Pasar Selanjutnya, pengujian pasar melibatkan pengenalan produk ke beberapa pelanggan untuk menilai pasar. Tim produk dapat mendistribusikan produk ke pelanggan di berbagai lokasi geografis, atau mereka dapat menargetkan demografi tertentu seperti pelanggan berusia 18 hingga 35 tahun. Jenis pengujian produk ini dapat membantu tim untuk mengukur potensi keberhasilan suatu produk di pasar. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan pengujian pasar ini untuk meramalkan penjualan produk, merencanakan kampanye iklan, dan menentukan strategi distribusi yang efektif. 5. Pengujian Pengguna Jenis pengujian pengguna ini terjadi setelah tim pengembangan membuat produk dan merilisnya untuk umum. Tim melakukan pengujian pengguna dengan mengamati bagaimana pelanggan berinteraksi dengan produk. Kemudian, mereka mengumpulkan data dan informasi berdasarkan pengalaman pelanggan. 6. Pengujian Regresi Tim menggunakan jenis pengujian produk ini setelah pelanggan mulai menggunakan produk. Selama pengujian regresi, tim menguji fitur produk untuk membantu pengguna menentukan fitur yang ingin ditambahkan atau diperbarui. Pengujian regresi mengevaluasi dampak fitur baru pada fungsionalitas atau kegunaan produk saat ini, sementara beberapa fitur yang ada mungkin tetap tidak berubah. Tim dapat melakukan pengujian regresi untuk memastikan produk terus berfungsi seperti yang diharapkan. Pemasaran Pengujian Produk Jika penelitian tentang produk dan komunikasi menunjukkan keberhasilan, lalu mengapa menyerah pada uji coba pemasaran dan kehilangan potensi keuntungan dari produk yang sukses? Tujuan utama uji pemasaran adalah menguji semua elemen produk secara bersamaan. Rencana komunikasi dan produk diuji secara terpisah sebelum uji pemasaran dimulai dan membentuk dasar untuk pengujian produk yang sebenarnya. Uji rencana pemasaran yang praktis akan menilai keefektifan dalam pemasaran, menawarkan strategi untuk meningkatkan produktivitas. Rencana pemasaran pengujian produktivitas yang dimaksud ini yaitu mengukur respons konsumen terhadap item yang telah diuji sebelumnya produk, harga, rencana komunikasi. Hal ini juga mengukur penerimaan industri terhadap produk, strategi, dan rencana komunikasi. Bahwasannya, tes pemasaran ini Anda bisa mengukur reaksi konsumen, mengetahui kesadaran konsumen, melakukan pengujian produk, pembelian berulang, mengetahui pangsa pasar, hingga bisa meningkat volume penjualannya. Intinya, bahwa uji pemasaran merupakan elemen perencanaan pemasaran. Selain itu juga, langkah-langkah ini sangat penting dalam menentukan apakah produk tersebut harus maju untuk disetujui atau tidak. Karena keputusan semacam itu harus dibuat berdasarkan aturan yang praktis. Tak hanya itu, jika tingkat pengujian kurang dari 60%, lebih baik berhenti meluncurkan produk, karena akan berpengaruh dalam rencana laba bisnis. Tes pasar sendiri memperkirakan respons konsumen lebih akurat daripada pra-tes mana pun. Tes pemasaran menentukan tingkat keberhasilan potensial dari produk yang diluncurkan, apakah akan mengalami kegagalan produk, atau sukses secara signifikan. Hal ini membantu dalam menilai apakah target minimum dapat dicapai. Selain itu, terdapat uji kerugian pemasaran pengujian produk dan layanan yang bisa mengetahui apa saja tingkat kegagalan produk ini Meskipun uji pemasaran produk merupakan salah satu cara paling akurat untuk melihat seberapa baik pasar akan menerima produk sebelum meluncurkannya ke publik, akan tetapi masih ada beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan, yaitu 1. Mahal. Pengujian adalah proyek berskala besar, sekaligus mengukur berbagai aspek produk bisnis. Ini membutuhkan anggaran khusus, yang mungkin tidak dimiliki oleh perusahaan kecil dan rata-rata. 2. Memakan waktu. Butuh waktu untuk menyiapkan kampanye dan menjalankannya untuk mendapatkan umpan balik. 3. Hasilnya bisa menyesatkan. Bahkan setelah mengumpulkan hasilnya, hasilnya bisa bias atau tidak akurat. Jika grup pengujian terlalu kecil atau sempit, bisnis berakhir dengan pandangan pasar satu dimensi, yang tidak mencerminkan kenyataan. Bagaimana Cara Melakukan Uji Pemasaran ? Hingga saat ini, kami mengetahui setiap pengetahuan teoretis tentang topik tersebut, tetapi studi Anda tidak akan pernah selesai tanpa praktik. Mari kita beralih ke cara melakukan uji pemasaran, dan berikut ini terdapat 5 langkah praktis yang signifikan 1. Pilih Pasar yang Tepat Ini adalah langkah penting karena memilih audiens yang bias akan sepenuhnya mengubah data yang akan kami kumpulkan di akhir. Saat memilih pasar, disarankan untuk memilih pasar yang secara akurat mewakili keseluruhan target audiens Anda. Biasanya, kota/platform online/demografi yang menghasilkan jumlah bisnis tertinggi adalah yang paling cocok untuk kategori ini. 2. Memilih Durasi Tes Kami perlu memilih durasi yang ditetapkan untuk kampanye. Pilih durasi waktu berdasarkan periode pembelian kembali dan kondisi persaingan. Nah, waktunya harus setidaknya 1 atau 2 bulan lebih lama dari periode pembelian kembali Anda. 3. Mencari Tahu Biaya Tes Biaya pemasaran berbanding lurus dengan durasi kampanye uji coba. Cari tahu biaya per akuisisi dan durasi pengujian untuk mengetahui harga total tes pemasaran. 4. Mengumpulkan Data Ini adalah langkah paling penting dalam proses uji pemasaran karena semua ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang akurat dan kredibel. Oleh karena itu, kita perlu memiliki sistem terstruktur untuk mengelola data kita. Beberapa poin data yang perlu Anda ukur adalah persona pelanggan, saluran distribusi, perilaku konsumen, ukuran permintaan, daya beli, umpan balik pelanggan, dll. 5. Analisis Data Sebelum peluncuran produk yang akan dijual, penting untuk menyoroti pentingnya analisis data, karena hal ini dapat menentukan tindakan di masa depan. Untuk mendapatkan wawasan tentang bisnis Anda, Anda harus mengubah data yang bagus menjadi visualisasi yang hebat. 6. Luncurkan Produk Inilah saatnya Anda mengambil tindakan yang signifikan. Jika kampanye pemasaran percobaan gagal, Anda perlu menemukan alasan kegagalan tersebut, mengulangi produk Anda, dan merencanakannya dengan tepat. Jika pemasaran percobaan Anda berhasil, itu akan memberi Anda keyakinan bahwa Anda berada di jalur yang benar dan akan membuat strategi pemasaran tersebut lebih layak. Cara Mendapatkan Tester Gratis Penguji produk secara gratis dapat memberi Anda keuntungan dalam pengembangan perangkat lunak, dan pengujian produk lainnya. Dengan penguji gratis yang Anda miliki, Anda akan menghemat waktu dan uang dengan menghindari kesalahan yang merugikan. Hal ini juga memungkinkan Anda untuk mendapatkan umpan balik yang berharga dari orang-orang yang telah menggunakan atau menguji kualitas dari produk atau layanan Anda. Umpan balik ini dapat digunakan untuk meningkatkan aspek yang tidak bekerja dengan baik atau mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Selain itu, menggunakan penguji gratis dapat mengurangi biaya keseluruhan yang terkait dengan pengembangan produk dengan menemukan dan memperbaiki kode yang salah sebelum digabungkan ke dalam produk utama. Selain itu, mendapatkan tester gratis memberi Anda akses untuk dengan mudah menguji fitur dan produk baru dengan cepat tanpa harus melalui proses membangun sumber daya lingkungan baru setiap saat. Sebaliknya, mereka menyiapkan lingkungan yang diperlukan sekali saja di komputer mereka sendiri dan menyediakan pengujian dalam waktu singkat dan pengujian berulang dalam jangka waktu yang lebih lama jika perlu. Terakhir, mereka memastikan bahwa semua fitur yang diuji berfungsi dengan baik di bawah kondisi yang berbeda karena hal ini dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan perangkat. Lalu, bagaimana cara kerja pengujian produk? dan bagaimana Anda bisa menjadi penguji produk yang berkualitas? Pertama, Anda harus mendaftar dengan firma riset pasar yang menawarkan kegiatan pengujian produk. Setelah Anda melakukan ini, firma riset pasar akan mengirimi Anda email penyaring untuk diisi guna mengetahui apakah Anda memenuhi syarat untuk pekerjaan pengujian produk mereka saat ini. Saat Anda mengisi survei penyaring mereka, mereka akan memberi tahu Anda di bagian akhir apakah Anda memenuhi syarat atau tidak. Sebuah merek sedang mencari orang untuk menguji riasan baru mereka. Kandidat yang menggunakan kosmetik akan memenuhi syarat untuk posisi pengujian produk, sementara mereka yang tidak menggunakan kosmetik tidak akan memenuhi persyaratan. Setelah Anda mendapatkan persetujuan untuk menguji produk terbaik Anda, merek akan meminta alamat Anda untuk mengirimkan produk untuk dievaluasi selama satu atau dua minggu. Kemudian, mereka akan menindaklanjuti dengan email yang meminta umpan balik tentang produk yang telah Anda uji. Setelah selesai, Anda dibayar! Sederhana bukan? Contoh Produk Tester Namun, Anda mungkin telah memperhatikan banyak merek yang memberikan sampel gratis untuk resep baru makanan, kosmetik, parfum, produk rambut, dll. Itu tidak lain adalah contoh uji pemasaran karena mereka mengumpulkan data pelanggan. Berikut ini ada beberapa contoh produk tester yang perlu Anda ketahui, dilansir sumber waffle bytes 1. Wendy’s- Black Label Burger Internasional Wendy sedang menguji produk baru mereka yang disebut Black Label Burger. Sebelum mereka meluncurkannya secara umum, mereka mengadopsi metode uji pemasaran. Pasar uji yang dipilih adalah Columbia, Ohio. Karena dibagian tersebut mewakili seluruh pasarnya, termasuk ada semua kelompok umur, dan Universitas Negeri Ohio, serta mahasiswa internasional. 2. Kampanye Uji Coca-Cola Perusahaan minuman ringan ini telah bermitra dengan Grofers, sebuah aplikasi mobile yang mengkhususkan diri dalam pengiriman bahan makanan, untuk memberikan pilihan kepada konsumen dalam memesan Sprite Zero. Selain itu, terdapat varian rendah kalori dari minuman berkarbonasi Sprite. Tak hanya itu, kampanye yang diberikan yaitu mengantarkannya ke tempat tinggal mereka. 3. Hyderabad, India – Sebagai Pasar Uji Adanya produk yang berbeda ini, misal pada Lipton Ice tea, Kinley, Coca-Cola, dan sampo anti-ketombe Nizoral, akan menjalani pengujian di Hyderabad. Salah satu alasan penting Hyderabad cocok untuk uji pemasaran adalah karena orang-orang pusat TI dari seluruh wilayah datang ke sini. Sehingga, tempat ini dijadikan sebagai pasar nasional. Nah, itu dia penjelasan mengenai pengujian produk baru untuk bisnis Anda. Semoga bisnis Anda semakin terdepan! Pengujian Produk Adalah Pengujian produk atau test marketing adalah strategi yang digunakan oleh para bisnis untuk mengevaluasi kelayakan produk baru dalam lingkungan yang terkendali. Tujuan Pengujian Produk Adalah pengujian produk baru bertujuan untuk meningkatkan loyalitas dan kepercayaan pelanggan dengan menyediakan dokumentasi proses jaminan kualitas. Tak hanya itu, penguji produk ini bisa memberikan wawasan yang tak ternilai mengenai kebutuhan dan preferensi konsumen selama fase penelitian dan pengembangan.
perbedaanmetode ini dengan metode termogravimetri adalah pada penggunaannya dimana metode ini digunakan untuk bahan - bahan pangan yang sensitif terhadap panas seperti sayuran dan buah-buahan kering (aoac method 967.19 e-g), cokelat (aoac method 977.10), kopi panggang, minyak dan lemak (aoac method 984.20) serta makanan dengan kadar air rendah
Produk makanan dan minuman tidaklah lepas dari pengujian kualitas, justru pengujian kualitas makanan dan minuman menjadi lebih ketat semenjak pandemi berlangsung. Kebutuhan yang semakin meningkat juga menyebabkan pengujian yang dilakukan haruslah optimal dan efisien baik terhadap hasil maupun waktu analisanya. Salah satu faktor efisien dan optimalnya suatu analisa adalah pemilihan instrument dalam analisa. Lalu seberapa besar pengaruh penggunaan instrumen yang lebih modern dibandingkan instrumen semi atau konvensional pada analisa yang dilakukan? Artikel ini akan membahas instrument yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI nomor 2891 tahun 1992. Makanan bergizi adalah kebutuhan wajib yang harus dipenuhi oleh semua orang. Kekurangan makanan bergizi dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan seperti mudah kedinginan, mudah lelah, penurunan berat badan hingga turunnya daya tahan tubuh. Gizi yang terkandung dalam makanan atau suatu minuman tertentu tentunya tidak lepas dari pemantauan kualitas yang selalu dilakukan oleh produsen. Pemantauan kualitas ini dilakukan dengan melakukan pengujian berbegai parameter pada produk. Adapun parameter uji tersebut disebutkan dalam Standar Nasional Indonesia SNI nomor 2891 tahun 1992, yakni kadar air, kadar abu, protein, lemak, karbohidrat, laktosa, serat kasar, kekentalan, bagian yang tak larut dalam air, kehalusan, NaCl, pH, dan bobot jenis. Penjelasan beberapa pengujian ini dapat simak pada penjabaran dibawah ini. 1. Kadar Air Dalam produk makanan, kadar air berfungsi untuk membentuk dan mempertahankan tekstur makanan, serta berperan untuk menentukan rasa, berat, dan umur simpan dari produk makanan. Jika kadar air berlebih maka tekstur produk akan menjadi lembek, bahkan dapat menyebabkan penggumpalan dan penyumbatan pada pipa selama proses produksi. Semakin besar kadar air dalam produk pangan juga memicu kecepatan bakteri untuk tumbuh yang dapat menyebabkan rusaknya produk. Sebaliknya, jika kadar air dalam suatu produk kurang produk akan cenderung kaku dan mempengaruhi konsistensi produk yang dihasilkan. Estimasi kadar air dari beberapa produk makanan ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Kadar Air Beberapa Produk Makanan Nielsen, 2010 No Makanan Kadar Air % 1 Yogurt , tanpa rasa dan rendah lemak 2 Susu, rendah lemak, cair 3 Sereal jagung 4 Mentega asin 5 Biskuit asin Secara umum kadar air ditentukan dengan menggunakan metode termogravimetri thermogravimentry dan titrasi karl fisher Karl Fisher Titration. Metode termogravimetri direkomendasikan dalam Standar Nasional Indonesia SNI serta beberapa official metode seperti pada Association of Official Analytical Chemists AOAC dan Food and Drugs Administration FDA. Pada prinsipnya, metode termogravimetri dilakukan dengan membandingkan bobot sampel sebelum dan setelah pemanasan dilakukan pada sampel. Alat yang digunakan pun beragam, seperti oven, forced draft oven ataupun vacuum oven yang didukung dengan neraca analitik dan desikator, moisture analyzer, microwave analyzer, serta infrared drying oven. Namun dari seluruh alat yang telah disebutkan, alat yang paling umum digunakan adalah oven, forced draft oven ataupun vacuum oven yang didukung dengan neraca analitik analytical balance dan desikator. Alur dari uji kadar air ini dapat dilihat pada Gambar 1 dan hasil kadar air dapat ditentukan dengan rumus dengan W0 adalah berat wadah g W1 adalah berat wadah dengan contoh g W2 adalah berat wadah contoh uji setelah dikeringkan g Gambar 1. Alur Pengujian Kadar Air dengan Metode Drying Oven Sedikit berbeda dengan metode drying oven, metode termogravimetri juga dapat menggunakan alat berupa moisture analyzer, yang ditujukkan pada Gambar 2a. Metode lainnya, yakni metode titrasi Karl Fisher Karl Fisher titration dilakukan dengan menggunakan alat titrator otomatis karl fisher automatic Karl Fisher Titrator dengan prinsip titrasi reduksi-oksidasi redoks antara iodin dan sulfit dengan media berupa metanol dan piridina. Contoh tampilan alat titrator Karl Fisher dapat dilihat pada Gambar 2b. Perbedaan metode ini dengan metode termogravimetri adalah pada penggunaannya dimana metode ini digunakan untuk bahan - bahan pangan yang sensitif terhadap panas seperti sayuran dan buah-buahan kering AOAC method E-G, cokelat AOAC method kopi panggang, minyak dan lemak AOAC method serta makanan dengan kadar air rendah namun memiliki kadar protein atau gula yang tinggi. Reaksi yang terjadi pada saat proses titrasi karl fisher adalah sebagai berikut Gambar 2. Alat Moisture Analyzer a, Alat Titrator Karl Fisher b Selain metode termogravimetri dan metode titrasi Karl Fisher, terdapat metode lainnya yang direkomendasikan oleh Standar Nasional Indonesia SNI nomor 2981 tahun 1992, yakni metode destilasi refluks. Prinsip metode ini didasarkan pada pemisahan zat azeotropik dengan pelarut organik dengan pelarut xylol dan toluena. Metode ini dapat digunakan untuk sampel seperti rempah – rempah AOAC method keju AOAC method dan pakan hewan AOAC method Namun metode ini masih menggunakan alat – alat kaca glassware sehingga masih bersifat manual dan beresiko untuk keselamatan analis karena rangkaian yang mudah pecah. 2. Kadar Protein Analisa kadar protein penting dilakukan untuk pengisian label nutrisi, penentuan harga pada produk, investigasi fungsi sifat, serta penentuan aktivitas mikrobiologi. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui total kandungan protein, kandungan protein khusus dalam suatu campuran, kandungan protein selama proses isolasi dan pemurnian protein, non-protein nitrogen, komposisi asam amino, serta nilai nutrisi protein suatu produk. Dalam hal ini, Standar Nasional Indonesia Nomor 2981 Tahun 1992 merekomendasikan metode Kjeldahl dan metode formol untuk penentuan protein. Metode Kjeldahl ditentukan melalui 3 tahap, yakni tahap destruksi, tahap destilasi dan tahap titrasi. Pada prinsipnya, metode ini didasarkan pada pengubahan molekul protein menjadi gas ammonia yang ditangkap oleh asam borat dan ditentukan kadarnya dengan cara titrasi. Metode ini menggunakan reagen berupa asam sulfat pekat H2SO4, Kalium Sulfat K2SO4, dan Tembaga Sulfat CuSO4 pada tahap destruksi, sedangkan pada tahap destilasi digunakan reagen NaOH dan Asam borat dan diakhiri dengan menitar destilat hasil destilasi dengan larutan asam dengan indikator tertentu. Larutan indikator yang biasanya digunakan adalah larutan bromkresol hijau bromcresol green dan metil merah methyl red, beberapa literatur juga menyebutkan bahwa indikator phenolphtalein PP dapat digunakan untuk tahapan titrasi metode Kjeldahl. Persamaan reaksi dari keseluruhan tahapan metode Kjeldahl adalah sebagai berikut Metode ini dijelaskan lebih rinci pada artikel sebelumnya yang memuat uji protein pada produk olahan susu dairy product. Terkait alat yang dapat digunakan untuk metode ini, rangkaian alat kaca glassware tetap dapat digunakan. Namun, banyak analis yang setuju bahwa menggunakan peralatan manual ini kurang efisien karena waktu yang dibutuhkan cukup lama baik dalam proses destruksi maupun dalam proses destilasi dan titrasi. Terlebih lagi, titrasi manual dengan menggunakan buret kaca masih berpotensi terjadinya human error berupa kesalahan paralaks serta hasil yang masih berisfat subjektif dan analis masih harus menghitung kadar protein secara manual beserta dengan estimasi ketidakpastian dari analisa yang dilakukan. Hal ini tentunya berbeda jika metode Kjeldahl dilakukan dengan menggunakan instrument modern, yang mana dalam hal ini alat digester Kjeldahl serta Unit Destilator Kjeldahl UDK dapat digunakan, bahkan terdapat Unit Destilator Kjeldahl UDK yang sudah dilengkapi dengan titrator atau analisa dapat menggunakan automatic titrator pada saat tahap titrasi. Perbedaan rangkaian alat manual dan alat modern untuk metode Kjeldahl ini dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Rangkaian Uji Kjeldahl a Secara Manual, b Modern Adapun kelebihan dan kekurangan pemakaian alat manual maupun modern telah dirangkum pada Tabel 2. Dari Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan instrumentasi modern untuk metode Kjeldahl dapat dijadikan sebagai referensi karena dapat meningkatkan efisiensi analisa pada sisi waktu maupun akurasi analisa. Tabel 2. Metode Kjeldahl Manual vs Modern Parameter Menggunakan Instrument Cara Manual Efisiensi Waktu Relatif lebih cepat dengan estimasi waktu - Tahap Destruksi ±120 menit - Tahap Destilasi ± 5 Menit - Tahap Destilasi dan Titrasi ± 5 menit Relatif lebih lama dengan estimasi waktu - Tahap Destruksi ± 360 menit - Tahap Destilasi tidak dapat ditentukan pasti optimalnya - Tahap Titrasi ± 10 menit Sifat Hasil Titrasi Objektif Subjektif karena berpotensi terjadinya human error seperti kesalahan paralaks Hasil Muncul Angka pada display Alat dalam % protein, N mg, mg Protein Dihitung dengan perhitungan manual Akurasi Tercantum pada spesifikasi Alat Diketahui melalui perhitungan estimasi ketidakpastian Keamanan untuk analis Lebih aman karena dilengkapi dengan adanya protection guard dan alarm pada alat Lebih beresiko pada analis untuk terpapar residu reagen ataupun pecahnya rangkaian alat. Biaya Relatif lebih mahal Relatif lebih murah 3. Kadar Lemak Selain protein, lemak adalah parameter yang penting untuk dipantau karena jika kadar lemak pada makanan terlalu banyak, maka dapat menyebabkan dampak negatif seperti obesitas, kolesterol tinggi, darah tinggi, penyakit jantung koroner dan lainnya. Oleh karena itu, lembaga kesehatan dunia World Health Organization/WHO menghimbau untuk mengurangi jumlah asupan lemak total hingga kurang dari 30%. Dalam penentuan lemak, salah metode yang direkomendasikan dalam Standar Nasional Indonesia SNI nomor 2891 Tahun 1992 adalah metode ekstraksi pelarut atau sering disebut sebagai metode Sokletasi. Metode ekstraksi ini dilakukan dengan merendam sampel menggunakan pelarut murni dalam suatu siklus tertentu. Metode ini juga menganut prinsip gravimetri dengan membandingkan bobot sebelum dan setelah proses ekstraksi dan pengeringan menggunakan oven. Rumus yang digunakan untuk menentukan kadar lemak dapat ditulis sebagai berikut Meski metode ini sangat umum digunakan, namun metode sokletasi masih tergolong manual, yakni dengan menggunakan rangkaian alat kaca glassware dan hotplate/ heating mentle. Rangkaian alat kaca tersebut terdiri dari labu alas bulat, tabung soklet, batu didih dan kondensor yang dapat ditunjukkan pada Gambar 4. Pada Gambar 4 juga dapat dilihat 1 siklus dalam proses ekstraksi sokletasi. Keseluruhan proses sokletasi ini biasanya dilakukan selama ± 6 jam. Namun hal ini kuranglah efisien jika sampel yang diterima analis terlampau banyak. Tentunya penggunaan instrumentasi modern sangat membantu untuk kebutuhan ini. Gambar 4. Rangkaian Alat Sokletasi Dengan penggunaan instrument, waktu ekstraksi secara keseluruhan yang dibutuhkan hanyalah berkisar ± 2 jam yang mana metode ini disebut sebagai metode Randall. Sedikit berbeda dengan metode sokletasi, metode ini berprinsip pada perendaman pada pelarut panas sehingga ekstraksi Metode ini terdiri dari 3 sampai 5 tahap, yakni tahap perendaman immersion, tahap pencucian washing, tahap pemulihan pelarut serta tahap tambahan seperti tahap pengangkatan sampel removing dan tahap pendinginan. Penjelasan lebih detail terhadap metode ini dapat dibaca pada artikel sebelumnya. Selain efisiensi waktu, keuntungan lainnya adalah pelarut yang digunakan lebih sedikit, pelarut yang telah digunakan pun dapat digunakan untuk jenis sampel yang sama, ekstraksi dapat dilangsungkan pada 3 sampai 6 sampel berbeda, dan lebih aman untuk analis. Adapun keseluruhan tahapan dari pengujian lemak ini ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5. Tahapan Pengujian Lemak dengan Metode Ekstraksi Pelarut 4. pH PH adalah derajat keasaman suatu material atau minus dari logaritma konsentrasi ion hidrogen yang terkandung dalam sampel. Parameter ini sangatlah penting untuk dipantau karena pH merupakan tolak ukur kondisi munculnya kontaminasi bakteri, jamur ataupun mikroorganisme lainnya pada produk yang dapat menyebabkan kerusakan pada tekstur, perubahan rasa, maupun gizi produk terkait. Dalam pengukuran pH sampel makanan dan minuman, disarankan dalam Standar Nasional Indonesia SNI Nomor 2891 Tahun 1992 untuk menggunakan alat pH meter. Namun, perlu menjadi catatan untuk seluruh analis bahwa perlakuan pengujian pH pada setiap sampel makanan dan minuman tidaklah sama. Hal ini dikarenakan setiap makanan dan minuman memiliki variasi bentuk maupun kandungan yang berbeda – beda sehingga kebutuhan elektroda pengukur pH dari masing – masing jenis makanan pun berbeda – beda. Lalu apa yang terjadi jika elektroda yang digunakan tidak cocok incompatible pada makanan yang hendak diuji? Hal ini tentunya dapat menyebabkan pembacaan lambat, siklus dalam elektroda yang tidak teratur akibat terblokadenya junction pada elektroda, atau bahkan dapat menyebabkan munculnya error pada display karena tidak dapat terbacanya aktivitas ion hidrogen H+ pada sampel. Sebagai contoh, pengukuran pH pada produk olahan susu dairy products seperti susu cair membutuhkan elektroda khusus yang memiliki tipe junction annular sleeve sure-flow, sedangkan produk keju lebih disarankan untuk menggunakan elektroda dengan tipe junction keramik ceramic dengan ujung yang tajam spear tip. Hal ini karena partikel – partikel teremulsi pada susu yang bergerak dapat mengakibatkan tersumbatnya atau terblokadenya junction pada elektroda jika elektroda yang digunakan tidak sesuai. Lebih jauhnya terkait pengujian pH pada sampel makanan dapat dibaca di artikel “Uji pH pada Makanan”. Sebelum pH meter digunakan pada sampel, alat harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan buffer pH. Larutan pH yang dapat digunakan untuk kalibrasi pH meter pun beragam, yakni dapat menggunakan larutan buffer dengan kode warna buffer color coded atau menggunakan buffer tipe IUPAC. Kalibrasi dapat dilakukan dengan menggunakan 2 sampai 5 titik kalibrasi, bergantung pada regulasi yang diacu oleh analis yang bersangkutan. Namun, titik kalibrasi yang umum digunakan adalah pada pH dan Adapun contoh alat pH meter beserta larutan buffer pH yang dapat digunakan ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 6. Alat pH meter beserta larutan buffer pH Dalam segi perawatan dan penyimpanan, elektroda yang diperuntukan untuk sampel makanan dan minuman haruslah segera dibersihkan setelah digunakan. Hal ini untuk mencegah tertinggalnya residu sampel pada badan elektroda khususnya pada bagian balb. Jika terdapat residu yang tertinggal pada balb elektroda, maka elektroda tersebut harus dibersihkan menggunakan cairan pembersih khusus elektroda, yakni dengan merendamnya dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan petunjuk yang diarahkan. Untuk penyimpanan, selalu simpan elektroda dengan posisi balb elektroda terendam dalam larutan penyimpan storage solution sehingga balb elektroda tetap terhidrasi dengan optimal. Referensi Appoldt, Yvonne dan Gina Raihani. 2017. Determining Moisture Content, diakses pada Hari Jumat Tanggal 2 Juli 2021 Pukul WIB Badan Standardisasi Nasional. 1992. Standard Nasional Indonesia Nomor 2891 “Cara Uji Makanan dan Minuman” Food and Drugs Administration. 2014. Water Activity wa in Foods, diakses pada Hari Selasa Tanggal 6 Juli 2021 Pukul WIB Nielsen, 2010. Food Analysis Fourth Edition. West Lafayette Springer Thermo Scientific. 2014. Application Note Measuring pH of Non Aqueous and Mixed Samples. Thermo Scientific. 2014. PH Measurement Handbook. Velp Scientifica. 2015. Application Note Crude Fat Determination in Meat Products. Italy Velp Scientifica Company
ProsesPencarian Ide | 3. Proses Penyaringan Ide Produk Baru | 4. Proses Komersialisasi Produk | 5. 6 Tahapan dalam Perencanaan Strategi Produk } 1. Technical Testing (Pengujian Teknis) Yaitu dengan cara membuat prototipe yang merupakan approximation (perkiraan) produk akhir. Pengujian atas kinerja produk prototipe dapat menghasilkan sejumlah
Tentang Prodia Food Health Laboratory Setelah berhasil melakukan pengembangan bisnis pada sektor klinik Prodia OHC Jakarta dan Cikarang sektor laboratorium lingkungan Prodia Indtox Lab, Prodia OHI resmi membuka Laboratorium baru yang berlokasi di Bali dengan berfokus pada pengujian makanan & bahan pangan. Dan pada tanggal 27 Agustus 2018 Prodia Food Health Laboratory secara resmi telah di buka. Prodia Food Health Laboratory adalah laboratorium pangan yang mengedepankan aspek-aspek kesehatan bahan pangan dengan segmen pasarnya adalah semua industri yang bersinggungan dengan bahan pangan atau makanan seperti Hotel, Restaurant, Industri F&B, Jasa Catering, Kantin Perusahaan, Penelitian Mahasiswa maupun untuk kalangan masyarakat awam. Manfaat Uji Lab Kualitas Air Minum, Air Bersih & Makanan Deteksi Food Borne Illness Penyakit yang disebabkan oleh makanan Mengetahui kandungan bahan tambahan yang terdapat pada makanan & air apakah sudah memenuhi persyaratan Memastikan kualitas makanan & air terhadap cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Tentang Prodia Food Health Laboratory Setelah berhasil melakukan pengembangan bisnis pada sektor klinik Prodia OHC Jakarta dan Cikarang sektor laboratorium lingkungan Prodia Indtox Lab, Prodia OHI resmi membuka Laboratorium baru yang berlokasi di Bali dengan berfokus pada pemeriksaan makanan & bahan pangan. Dan pada tanggal 27 Agustus 2018 Prodia Food Health Laboratory secara resmi telah di buka. Prodia Food Health Laboratory adalah laboratorium pangan yang mengedepankan aspek-aspek kesehatan bahan pangan dengan segmen pasarnya adalah semua industri yang bersinggungan dengan bahan pangan atau makanan seperti Hotel, Restaurant, Industri F&B, Jasa Catering, Kantin Perusahaan, Penelitian Mahasiswa maupun untuk kalangan masyarakat awam. Manfaat Uji Lab Pemeriksaan Kualitas Air Minum, Air Bersih & Makanan Deteksi Food Borne Illness Penyakit yang disebabkan oleh makanan Mengetahui kandungan bahan tambahan yang terdapat pada makanan & air apakah sudah memenuhi persyaratan Memastikan kualitas makanan & air terhadap cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Jenis Metode Pemeriksaan Uji Lab Prodia Food – Health Lab memiliki layanan untuk melakukan pengujian terkait bahan pangan & makanan diantaranya uji mikrobiologi, uji kimia, dan uji nilai gizi makanan. Uji Pemeriksaan Kualitas Air dan Makanan Secara Mikrobiologi TPC Total Plate Count Fungsi pemeriksaan TPC adalah untuk menunjukkan jumlah mikroba dalam suatu produk, dan bermanfaat untuk menunjukkan kualitas, kontaminasi, dan status higienitas produk pada saat proses produksi. Pemeriksaan ini dilakukan pada alat makan swab, alat masak swab, dan juga produk pangan, diantaranya Pasta, mi dan produk sejenis Daging, daging unggas dan olahannya Ikan dan produk perikanan,dll Yeast and Mold YM stau disebut juga Angka Kapang Khamir digunakan untuk mengecek kualitas pangan dan bahan pangan yang rawan ditumbuhi kapang dan khamir, diantaranya Tepung-tepungan, serealia dan olahannya, Roti dan produk bakeri; Rempah bumbu dan kondimen; Teh dan kopi bubuk, Kembang gula/ permen dan cokelat, dll Koliform Merupakan mikroba indikator, keberadaannya mengindikasikan adanya bakteri patogen lain. Pemeriksaan koliform menggunakan metode ISO 4832 2006 pour plate yaitu dengan cara teknik menghitung koloni setelah diinkubasi pada media padat pada suhu 30° C atau pada 37° C dengan bahan pangan yang sering dilakukan pemeriksaan antara lain Buah dan sayuran kering Acar dan sayuran asin Pemeriksaan kualitas air minum dalam kemasan Pasta, mi dan produk sejenis, dll. Strain patogen dapat mengakibatkan kasus diare berat karena endotoksin yang dihasilkannya. Pemeriksaan ini menggunakan metode ISO 72512005 Most Probable Number MPN, dengan bahan pangan yang sering dilakukan pemeriksaan antara lain Buah dan sayuran segar Produk bakeri Pasta, mi dan produk sejenis Daging, daging unggas dan olahannya, dll Uji Pemeriksaan Kualitas Air dan Makanan Secara Kimia Pemeriksaan kualitas air minum dan makanan secara kimia yang dapat dilakukan di Prodia Food – Health Lab antara lain Heavy Metal Food Additive Forbidden Material Uji proksimat & nilai gizi makanan Layanan Lainnya Selain layanan pemeriksaan kualitas air dan makanan, kami juga memiliki layanan lainnya seperti Medical Check Up, Manajemen klinik perusahaan, dan masih banyak lagi. Ingin Berkonsultasi Lebih Lanjut? Jika anda tertarik dengan produk dan layanan kami bisa menghubungi kami. Bisa juga berkonsultasi Ingin Berkonsultasi Lebih Lanjut? Jika anda tertarik dengan produk dan layanan kami bisa menghubungi kami. Bisa juga berkonsultasi
c96V. 4mzab2brer.pages.dev/4504mzab2brer.pages.dev/2814mzab2brer.pages.dev/5444mzab2brer.pages.dev/644mzab2brer.pages.dev/4004mzab2brer.pages.dev/604mzab2brer.pages.dev/314mzab2brer.pages.dev/24
proses pengujian produk makanan